.

DIBALIK LABEL HALAL KERUDUNG ZOYA YANG MENGHEBOHKAN

ROMADHON.ID, TANJUNG ENIMHeboh mengenai berita jilbab Zoya yang dicap halal oleh MUI memang tidak bisa dibendung. Bagaimana tidak, masyarakat yang mayoritas beragama muslim pastilah akrab dengan jilbab yang digunakan untuk menutupi auratnya. Sebagian masyarakat bersyukur akhirnya merasa aman dengan mengetahui apa yang dipakainya terbebas dari najis.

Namun begitu, ada juga masyarakat yang mengkritik pedas akan adanya label halal yang disematkan pada produk pakaian. Hal ini dikarenakan, jarang sekali produk gunaan (selain makanan dan obat-obatan) yang mengajukan atau memiliki sertifikat halal dari MUI. Salah satu netizen bahkan mengungkapkan bahwa jika ada dikotomi halal pada hijab maka akan merembet pada seluruh pakaian yang dikenakan termasuk pakaian dalam.
Kerudung halal mulai dirilis pertamakali sejak Zoya berdiri namun baru tersertifikasi sekarang melalui MUI Jabar (Jawa Barat) dengan nomor sertifikat 01171156041015. Zoya hanya fokus pada kehalalan dari produk untuk memastikan customer menggunakan produk yang sudah tersertifikasi kehalalannya,” ujar Creative Director Shafco Sigit Endroyono.
zoya halal
Sebenarnya apa sih yang mendorong adanya klasifikasi halal dan haram pada kain, sehingga Zoya bersikeras mematenkan produknya dengan sertifikat halal dari MUI?
Menurut Sigit, kain halal dan haram dapat ditentukan dari emulsifier yang digunakan. Beberapa kain menggunakan emulsifier yang terbuat dari hewan dan tidak menutup kemungkinan dari hewan yang diharamkan oleh Islam yaitu babi. Sedangkan Zoya, berkomitmen untuk menggunakan emulsifier dari bahan tanaman sehingga terjaga dari najis.
Kerudung halal adalah kerudung yang menggunakan fabric/kain halal dalam arti kain tersebut pada saat proses pencucian menggunakan bahan textile (emulsifier) dari bahan alami/ tumbuhan sedangkan untuk kain non halal menggunakan bahan textile (emulsifier) dari bahan non halal (gelatin babi),” lanjut Sigit
Selain itu, pada tahap penyempurnaan kain akan campur dengan beberapa bahan seperti silicon, resin dan softener untuk membuatnya menjadi lebih lembut, empuk sehingga nyaman dipakai. Seperti yang dilansir dari halhalal.com dari tiga bahan tersebut softener lah yang berpotensi menggunakan zat dari babi.
Meski, softener dari babi tersebut memiliki efek yang paling sempurna namun tidak banyak pabrik pembuat kain yang menggunakannya. Hal ini dikarenakan lemak nabati lebih terjangkau. Dengan hal ini, masyarakat tidak perlu resah dengan jilbab lain yang belum memiliki sertifikasi halal dari MUI.
Hanya saja dengan mengumumkan diri sebagai kerudung bersertifikat halal pertama di Indonesia, Zoya ingin memastikan produknya benar-benar terbebas dari najis. Sehingga, konsumennya tidak perlu lagi ragu atau khawatir dengan apa yang dikenakannya.
Loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "DIBALIK LABEL HALAL KERUDUNG ZOYA YANG MENGHEBOHKAN"

Post a Comment