.

Nabi Musa As, Ketika Kekuatan Fisik Terbalut Dalam Santunnya Akhlak

ROMADHON.ID, TANJUNG ENIM - Nabi Musa merupakan salah satu nabi yang paling banyak dikisahkan dalam Al-Qur’an. Salah satu episode hidup beliau yang diabadikan dalam al-Quran adalah peristiwa pemukulan seseorang dari kaum Fir’aun dan mati dalam seketika. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).” (QS. Al-Qashas: 15)

Nabi Musa memang memiliki kekuatan di atas rata-rata manusia pada saat itu. Bukan hanya kisah beliau yang mampu menjatuhkan lawan dengan sekali pukulan. Aksi yang sama juga ditunjukkan beliau saat beliau memukul batu besar. Disebutkan suatu ketika banyak dari kalangan Bani Israil yang menuduh beliau sebagai manusia yang cacat fisiknya. Lalu Allah Ta’ala menghendaki Nabi Musa bersih dari tuduhan tersebut.

“Suatu hari, Nabi Musa mandi. Kainnya diletakkan di atas batu, lalu batu itu melarikan kain Nabi Musa dan beliau menyusulnya sambil berteriak, ‘Kainku! Kainku, wahai batu!’ Sehingga, Bani Isaril dapat melihat (aurat) Nabi Musa, lantas mereka berkata, ‘Demi Allah! Musa tidak berpenyakit apa-apa.’ Lalu Nabi Musa mengambil kainnya dan dipukulnya batu itu.” Abu Hurairah berkata, “Pada batu itu terdapat enam atau tujuh bekas pukulan.” Lalu turunlah ayat:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihakannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan dia adalah orang yang mempunyai kedudukan di sisi Allah.” (QS. Al-Ahzab: 69) (HR. Bukhari-Muslim)

Tentang kekuatan fisik yang dimiliki Nabi Musa juga disaksikan oleh putri Nabi Syu’aib ketika berada di Kota Madyan. Saat itu salah seorang putrinya tersebut berkata kepada bapaknya:

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya,” (QS. Al-Qasas; 26)

Bahkan dalam Shahih Bukhari-Muslim disebutkan Nabi Musa pernah berseteru dengan malaikat maut yang menyamar sebagai manusia. Pada saat itu, Malaikat maut yang hendak mencabut nyawa Nabi Musa ditampar hingga kedua mata malaikat itu buta.

Pertanyaannya, seberapa besarkah bentuk fisik Nabi Musa? Menjawab pertanyaan ini, dalam sebuah riwayat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan bentuk fisik Nabi Musa ‘alaihissalam saat perjalanan Isra’ Miraj. Beliau bersabda:

“لَقِيتُ مُوسَى”. قَالَ: فَنَعَتَهُ: “فَإِذَا رَجُلٌ -حَسِبْتُهُ قَالَ- مُضْطَرِبٌ، رَجِلُ الرَّأْسِ، كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ

“Aku bertemu Musa.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifatinya dengan mengatakan bahwa “Ia adalah pria yang tidak gemuk. Berambut lurus. Seperti seorang laki-laki dari kabilah Syanu-ah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Beliau menyebut Nabi Musa sebagai seseorang yang tinggi ramping dan tidak gemuk. Rambutnya tidak terlalu keriting dan juga tidak lurus jatuh (bergelombang). Istilah syanu-ah (شَنُوءَةَ) merupakan nama sebuah kabilah Arab yang cukup masyhur dimana mereka memiliki karakter fisik seperti fisiknya Nabi Musa yang diceritakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam riwayat lain, beliau bersabda:

رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي مُوسَى رَجُلاً آدَمَ طُوَالاً جَعْدًا كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ

“Di malam aku dimi’rajkan, aku berjumpa dengan Musa. Seorang laki-laki berkulit sawo matang. Berperawakan tinggi. Rambutnya ikal. Beliau seperti seorang laki-laki Syanu-ah.” (HR. Bukhari)

Meskipun memiliki bentuk tubuh yang tegap serta kekuatan di atas rata-rata orang pada umumnya, nabi tetap menjadi manusia yang santun. Kelebihan yang beliau miliki tersebut tidak lantas menjadikan beliau sombong, takabbur dan bertindak semaunya. Beliau tetap menjadi manusia yang sabar dengan tindak tanduk Bani Israil yang terkenal keras kepala. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى مُوسَى، فَقَدْ أُوذِيَ بِأَكْثَرِ مِنْ هَذَا فَصَبَرَ

“Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepada Musa, sungguh dia pernah disakiti lebih dari ini, tetapi ia bersabar,” (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam riwayat lain Rasulullah menyebutkan bahwa Nabi Musa adalah pribadi yang pemalu, “Sesungguhnya Nabi Musa ‘Alaihissalam adalah seorang pemuda yang sangat pemalu dan senantiasa badannya tertutup sehingga tidak ada satu pun dari bagian badannya yang terbuka karena sangat pemalunya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Kesimpulannya, Nabi Musa memang sosok yang memiliki badan kuat namun selalu terlihat santun. Tidak sombong dengan kelebihan yang beliau miliki. Bahkan beliau terkenal dengan sikap sabar yang luar biasa. Sampai-sampai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri berusaha menginga perjalanan dakwah Nabi Musa ketika di antara umat ini ada yang menyakiti hatinya. Wallahu a’lam bissowab

Loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Nabi Musa As, Ketika Kekuatan Fisik Terbalut Dalam Santunnya Akhlak"

Post a Comment